Untuk sebagian orang, orgasme
adalah sesuatu yang menakjubkan dan memberikan kepuasaan tertinggi
dalam hubungan seksual. Tapi setelahnya, ada juga diantara mereka yang
mengalami rasa kurang enak atau bahkan bisa menyakitkan. Beberapa
gangguan kesehatan yang dihasilkan setelah Orgasme ini bisa dipengaruhi
oleh kondisi fisik dan psikologis orang yang bersangkutan.
Berikut ini beberapa gangguan kesehatan yang umumnya terjadi setelah orgasme
Sakit kepala
Walapun menurut penelitian seks merupakan pain killer yang terbaik,
banyak orang yang mengalami sakit kepala saat mencapai orgasme. Coital
cephalgia atau sakit kepala yang terjadi pada pria dan wanita saat
berhubungan seksual ini biasanya muncul sebelum, sesudah dan saat
mencapai orgasme.
Jika sudah mencapai tingkat yang parah, sakit kepala dapat berlangsung
hingga 24 jam. Beberapa orang bahkan mengalami sakit kepala ditambah
rasa mual dan muntah-muntah.
Alergi
Beberapa wanita memiliki alergi terhadap seks. Terdapat suatu kondisi
aneh yakni alergi semen. Semen adalah salah satu zat yang terkandung di
dalam sperma. Tanda-tanda wanita yang mengalami alergi semen adalah jika
terkena sperma maka area genital akan terasa gatal dan panas yang dapat
berlanjut menjadi infeksi. Pada kasus yang parah, wanita yang mengalami
kondisi ini dapat merasa kesulitan bernafas.
Urinasi
Banyak wanita yang merasa malu saat tidak sengaja mengeluarkan urin saat
berhubungan seksual. Saat orgasme, otot-otot di area genital menekan
kantung kemih dan memang bukan suatu hal yang umum mengeluarkan urin
saat orgasme. Jika terjadi, hal tersebut dikaitkan dengan kantung kemih
yang iritasi dan otot dinding pelvis yang lemah. Hal ini dapat diobati
dengan rutin melakukan senam kegel.
Bersin
Salah satu reaksi yang paling mengganggu adalah bersin berulang kali
tepat setelah mencapai orgasme. Terdapat beberapa teori mengapa hal ini
terjadi yaitu karena meningkatnya aliran darah di dalam tubuh atau
sebagai reaksi terjadinya external irritant.
Nyeri abdominal
Orgasme pada wanita juga dapat mengakibatkan nyeri abdominal yang
umumnya hanya terjadi sesaat. Hal ini terjadi karena kontraksi intens
pada otot di area dinding pelvis yang berakibat pada abdomen bawah.
sumber
|
0 komentar:
Post a Comment